Kamis, 14 Agustus 2008

Pergi ke Ruang Angkasa


Pada suatu hari, aku bermimpi bertemu putri bidadari yang baik hati. Putri bidadari itu mengajak aku pergi ke luar angkasa. Di sana aku diajak ke istana bidadari. Di sana aku bertemu putri bidadari yang cantik-cantik.
Setelah itu aku diajak pergi ke bulan, bintang dan pelangi. Di sana pemandangannya sangat indah sekali dan membuatku terpesona. Kemudian aku diajak pergi ke taman, aku melihat bunga-bunga yang cantik-cantik, daun-daun yang indah-indah. Aku ingin sekali tidur di istana bidadari. Setelah itu bidadari menjelaskan padaku.
”Wahai Saufa rumahmu bukan di istana bidadari, tetapi rumahmu di bumi”.
Mendengar itu akupun bersedih. Lantas aku bertanya pada putri bidadari itu.
”Kenapa aku tidak boleh tidur di rumah putri bidadari?”, tanyaku.
”Saufa sayang, aku mengajakmu ke sini untuk bersenang-senang di istana bidadari ini. Jika kamu di sini terus, kamu akan dicari orang tuamu,” jawab putri cantik itu.
Akhirnya akupun tersadar bahwa rumahku bukan di istana bidadari, melainkan di bumi. Kemudian putri bidadari yang cantik itu mengantarkanku terbang pulang ke bumi. Dikenakannya sepasang sayap cantik di punggungku. Kami melayang di antara gugusan bintang-bintang yang menakjubkan.
Sesampai di rumahku, putri bidadari memberikan sayap cantik itu sebagi kenang-kenangan. Kemudian putri bidadari cantik terbang meninggalkan bumi. Sebelumnya ia berpesan supaya aku selalu rajin belajar dan menurut pada orang tuaku.


Saufa Yura : Kelas 3B

Gambar : http://www.astro.ubc.ca/E-Cass/VE-98/matthews/fig11.gif

RUMAHKU BISA BICARA



Aku mempunyai sebuah rumah. Rumahku itu bisa bicara. Setiap kali aku bangun dari tidurku, dialah yang pertama kali membangunkanku. Aku sangat senang mempunyai rumah yang sangat baik hati. Apabila aku pulang sekolah, dia selalu menyambutku dan menyapaku ramah. “Hai, Inan!”, sambil membukan pintu untukku.
Apapun yang aku inginkan selalu dikabulkan oleh rumahku itu. Ketika aku ingin main sepeda, dibukakannya pintu untukku. Lain waktu saat aku akan main ke rumah teman, ia juga membukakan pintu untukku. Apapun yang aku omongkan, ia selalu berusaha mewujudkannya untukku.
Tapi ada lho, hal yang tidak disukai oleh rumahku itu. Yaitu saat aku tidurnya terlalu malam, atau ketika aku bangun kesiangan. Ia akan sangat marah padaku! Makanya rumahku itu akan mencegahku supaya tidak melakukan hal tersebut. Misalnya saja ia kan mengikutiku saat tidur, ia akan memutar jam tidurnya supaya sama dengan jam tidurku. Pada saat aku memakai piama, ia juga memakai piama.
Rumahku itu juga mempunyai pesawat kecil lho! Pesawat itu hanya untuk aku dan keluargaku saja. Kadang-kadang saat mau berangkat sekolah, aku dan kakaku menaiki pesawat itu agar tidak macet. Pesawat itu juga berguna untuk pergi ke luar jawa, keluar kota juga ke luar negeri.
Rumahku itu juga mempunyai alat tulis untuk ke sekolah, kebutuhan rumah tangga, serta semua yang aku butuhkan pasti selalu tersedia.
Suatu kali rumahku pernah terserang flu. Bersinnya rumahku itu saaangaat keras sampai-sampai membuat tetangga-tetanggaku jadi berisik. Lebih-lebih aku dan keluargaku. Kami jadi sibuk luar bisaa! Sampai-sampai ayahku harus pergi ke luar negeri hanya untuk mencari obat untuk rumahku itu. Wah tegang sekali kami waktu itu. Untungnya ayahku menemukan obat yang cocok untuk rumahku tersebut.
Selama rumahku terkena flu, aku tidak bisa ke mana-mana. Untuk sekolah saja, aku harus melewati jendela. Setelah mengalami kerepotan karena rumahku terserang flu, akhirnya aku setiap hari meberinya vitamin untuyk rumah. Supaya ia tidak terjaring penyakit flu lagi.
Sssttttt, ada lagi lho rahasia rumahku itu. Jangan bilang-bilang ya? Rumahku ini kalau marah galaaak sekali! Keluargaku pernah dimarahi oleh rumahku hanya gara-gara keluargaku tidak ingin bermain dengannya. Nah ketika rumahku ini masih marah, aku pergi ke mall bersama keluargaku sampai malam dan malam. Tentu saja, rumahku ditinggal sendirian. Semenjak kami tinggalkan itu, ia hanya melihat tetangga-tetanggaku yang rumahnya tida bisa berbicara. Akhirnya sepulang kami dari bepergian, rumahku itu tidak lagi marah kepada keluargaku dan aku. Hidupku menjadi damai dan tentram semenjak rumahku tidak lagi marah kepadaku.
Beberapa tahun kemudian, rumahku tidak bisa bicara lagi, karena rumahku sudah berganti. Sebenarnya, rumahku yang bisa bicara bukan rumah asliku. Rumah asliku waktu itu tertukar dengan rumah ajaib. Mkanya ia bisa bicara.
Walaupun rumahku sebenarnya tidak bisa bicara, rumahku adalah rumah terbagus yang kusebut dengan istana. Rumahku adalah rumah yang sangaat... sanggat dan sangaaaat sederhana, tapi sangat istimewa. Bisa bicara atau tidak, rumahku ya tetap rumahku.






Catya Kinanti (INAN) Kelas 3A

gambar :www.warwicksu.com/.../cartoon_house.jpg