Kamis, 14 Agustus 2008

RUMAHKU BISA BICARA



Aku mempunyai sebuah rumah. Rumahku itu bisa bicara. Setiap kali aku bangun dari tidurku, dialah yang pertama kali membangunkanku. Aku sangat senang mempunyai rumah yang sangat baik hati. Apabila aku pulang sekolah, dia selalu menyambutku dan menyapaku ramah. “Hai, Inan!”, sambil membukan pintu untukku.
Apapun yang aku inginkan selalu dikabulkan oleh rumahku itu. Ketika aku ingin main sepeda, dibukakannya pintu untukku. Lain waktu saat aku akan main ke rumah teman, ia juga membukakan pintu untukku. Apapun yang aku omongkan, ia selalu berusaha mewujudkannya untukku.
Tapi ada lho, hal yang tidak disukai oleh rumahku itu. Yaitu saat aku tidurnya terlalu malam, atau ketika aku bangun kesiangan. Ia akan sangat marah padaku! Makanya rumahku itu akan mencegahku supaya tidak melakukan hal tersebut. Misalnya saja ia kan mengikutiku saat tidur, ia akan memutar jam tidurnya supaya sama dengan jam tidurku. Pada saat aku memakai piama, ia juga memakai piama.
Rumahku itu juga mempunyai pesawat kecil lho! Pesawat itu hanya untuk aku dan keluargaku saja. Kadang-kadang saat mau berangkat sekolah, aku dan kakaku menaiki pesawat itu agar tidak macet. Pesawat itu juga berguna untuk pergi ke luar jawa, keluar kota juga ke luar negeri.
Rumahku itu juga mempunyai alat tulis untuk ke sekolah, kebutuhan rumah tangga, serta semua yang aku butuhkan pasti selalu tersedia.
Suatu kali rumahku pernah terserang flu. Bersinnya rumahku itu saaangaat keras sampai-sampai membuat tetangga-tetanggaku jadi berisik. Lebih-lebih aku dan keluargaku. Kami jadi sibuk luar bisaa! Sampai-sampai ayahku harus pergi ke luar negeri hanya untuk mencari obat untuk rumahku itu. Wah tegang sekali kami waktu itu. Untungnya ayahku menemukan obat yang cocok untuk rumahku tersebut.
Selama rumahku terkena flu, aku tidak bisa ke mana-mana. Untuk sekolah saja, aku harus melewati jendela. Setelah mengalami kerepotan karena rumahku terserang flu, akhirnya aku setiap hari meberinya vitamin untuyk rumah. Supaya ia tidak terjaring penyakit flu lagi.
Sssttttt, ada lagi lho rahasia rumahku itu. Jangan bilang-bilang ya? Rumahku ini kalau marah galaaak sekali! Keluargaku pernah dimarahi oleh rumahku hanya gara-gara keluargaku tidak ingin bermain dengannya. Nah ketika rumahku ini masih marah, aku pergi ke mall bersama keluargaku sampai malam dan malam. Tentu saja, rumahku ditinggal sendirian. Semenjak kami tinggalkan itu, ia hanya melihat tetangga-tetanggaku yang rumahnya tida bisa berbicara. Akhirnya sepulang kami dari bepergian, rumahku itu tidak lagi marah kepada keluargaku dan aku. Hidupku menjadi damai dan tentram semenjak rumahku tidak lagi marah kepadaku.
Beberapa tahun kemudian, rumahku tidak bisa bicara lagi, karena rumahku sudah berganti. Sebenarnya, rumahku yang bisa bicara bukan rumah asliku. Rumah asliku waktu itu tertukar dengan rumah ajaib. Mkanya ia bisa bicara.
Walaupun rumahku sebenarnya tidak bisa bicara, rumahku adalah rumah terbagus yang kusebut dengan istana. Rumahku adalah rumah yang sangaat... sanggat dan sangaaaat sederhana, tapi sangat istimewa. Bisa bicara atau tidak, rumahku ya tetap rumahku.






Catya Kinanti (INAN) Kelas 3A

gambar :www.warwicksu.com/.../cartoon_house.jpg

4 komentar:

  1. kinan dan saufa ceritanya banyak banget!!!!!!!!tambahin terus karya kalian!!!sukses AWC!!!!!

    BalasHapus
  2. wah...kalian pinter-pinter ya. ga' cuma jago nulis tapi kalian juga peduli dengan bangsa ini. selamat deh, semoga kalian bisa menjadi penulis-penulis yang sukses.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah, amak-anak al Firdaus pinter menulis.
    Terima kasih untuk Bu Maya, Bu Septin, dan Pak Amin yang mengkoordinir AWC, semoga mereka menjadi penulis yang hebat

    BalasHapus
  4. Inan, ceritamu bagus lho !!!

    BalasHapus